skip to Main Content

TPPS Samosir bersama TPPS Sumut Melaksanakan Rakor Monev Implementasi Tindak Lanjut Intervensi Sasaran.

 

Kominfo Samosir (5/8).

 

Dalam rangka mendorong kegiatan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kabupaten Samosir bersama TPPS Provinsi Sumatera Utara melaksanakan Rapat Koordinasi dengan agenda Monitoring dan Evaluasi Implementasi Tindak Lanjut Intervensi Sasaran. Rakor dibuka langsung oleh Ketua TPPS Kabupaten Samosir Drs. Martua Sitanggang, MM di aula Kantor Bupati Samosir, Senin (5/8).

 

Rakor dihadiri oleh TPPS Sumut yang diwakili M. Yusuf Nasution, S.Farm, Apt bersama Tim, mewakili unsur Forkopimda Kabupaten Samosir hadir Pabung Kodim 0210/TU G. Sebayang, Kapolres Samosir diwakili Kasat Binmas AKP. H. Rajagukguk, Asisten II Hotraja Sitanggang, ST, MM, Kadis P3APPKB dr. Friska Situmorang, MM, Ketua TP. PKK Ny. Harta Rohana M. Sitanggang, Pimpinan OPD, Camat se-Kabupaten Samosir, Fasilitator TPK Tingkat Kabupaten Samosir, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Samosir, Koordinator PLKB se-Kabupaten Samosir dan TA (Technical Assistant) Satgas Stunting Kabupaten Samosir.

 

Wakil Bupati Samosir Drs. Martua Sitanggang, MM dalam arahannya mengatakan pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen yang kuat dari semua stakeholder. Intervensi serentak pencegahan stunting merupakan aksi serentak bersama pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi bagi seluruh ibu hamil, balita dan calon pengantin. Kabupaten Samosir telah melaksanakan gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting yang dimulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober tahun 2024.

 

“Tujuan dari gerakan intervensi serentak ini adalah meningkatkan cakupan kunjungan sasaran ke posyandu untuk melakukan deteksi dini masalah gizi yang dilanjutkan dengan edukasi terkait pencegahan stunting, serta melakukan tindakan intervensi segera kepada sasaran yang mengalami masalah gizi berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas”, jelas Martua.

 

Martua menekankan pentingnya keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan, agar tidak ada kekeliruan dalam analisis data dan permasalahan sebagai dasar perencanaan intervensi yang efektif dan tepat sasaran.

 

“Sebagai salah satu tahapan percepatan penurunan stunting, saya mengharapkan dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting dan menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang lebih baik”, tukas Martua Sitanggang.

 

Selanjutnya, TPPS Sumut melalui M. Yusuf Nasution, S.Farm, Apt memaparkan materi terkait Tindak Lanjut Gerakan Intervensi pada Balita Bermasalah Gizi, KRS, dan Super Prioritas Kabupaten Samosir.

 

M. Yusuf menguraikan, dari hasil pelaksanaan intervensi serentak di Samosir ada beberapa masalah dalam kegiatan ISPS diantaranya ada perbedaan yang signifikan antara prevalensi stunting berdasarkan SKI 2023 (22,40%) dengan prevalensi stunting berdasarkan hasil e-PPBGEM Juni 2014 (30,58%). Kemudian jumlah kader terlatih masih sangat rendah yaitu 120 (10.44%) dimana terdapat sebanyak 1.030 (09,56%) yang belum terlatih.

 

Selain itu rendahnya realisasi BOK PMT lokal yaitu 5,84% per tanggal 21 Juli 2004, alat antropometri sebanyak 230 belum ter kalibrasi, dan masih rendahnya intervensi pada balita bermasalah gizi dalam intervensi serentak pada Juni 2024 yaitu 123 (3,70%).

 

Meski demikian, M. Yusuf mengakui penurunan stunting di Kabupaten Samosir cenderung menurun dengan tren positif.

Bagikan Artikel :
Back To Top
Search