Ketua TPPS Buka Rapat Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Intervensi Spesifik Penurunan Stunting di Kabupaten Samosir.
Kominfo Samosir (17/6).
Ketua TPPS diwakili Asisten II Hotraja Sitanggang, ST, MM membuka Rapat Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Intervensi Spesifik Penurunan Stunting yang digelar di Aula Kantor Bupati, Rabu (17/6).
Kegiatan ini dihadiri oleh Tim dari Direktorat Gizi dan KIA Kemenkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, TP. PKK, Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, Bappeda Litbang, Dinas P3APPKB, Dinas Sosial PMD, Dinas Dikpora, Dinas Ketapang dan Pertanian, Dinas PUTR, Dinas Kominfo, dan Kakan Kemenag.
Asisten II Hotraja Sitanggang, ST, MM dalam sambutannya mengatakan salah satu target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting pada anak usia 0-59 bulan menjadi 14% dengan melibatkan lintas sektor. Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 secara nasional prevalensi stunting sebesar 21,5%, Provinsi Sumatera Utara sebesar 18,9% dan Kabupaten Samosir sebesar 22,4%.
Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi gizi, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan. Sementara itu, intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar kewenangan kesehatan.
Per Juni 2024, Kabupaten Samosir telah melakukan intervensi spesifik dengan hasil capaian diantaranya, persentase remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin) sebesar 20%, persentase remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebesar 100%, persentase pemeriksaan kehamilan (K6) sebesar 20%, persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebesar 100%, persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi sebesar 76,39%, persentase anak berusia di bawah lima tahun (Balita) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya sebesar 100%, persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif sebesar 74.64%
Selanjutnya, persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebesar 92,59%, persentase anak berusia di bawah lima tahun (Balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi sebesar 73,2%, persentase anak berusia di bawah lima tahun (Balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap sebesar 41,69%, dan persentase keluarga yang Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 98,47%.
“Hasil capaian intervensi spesifik masih ada di temukan jauh di bawah target yang harus di capai pada tahun ini. Untuk itu saya berharap setelah pertemuan ini seluruh tenaga kesehatan dan lintas sektor untuk bersinergi dalam melakukan intervensi spesifik dan intervensi sensitif agar target penurunan stunting dapat kita capai”, kata Hotraja Sitanggang.
Hotraja juga mengharapkan agar setiap lintas OPD melakukan berbagai upaya intervensi sesuai dengan tugas fungsinya masing-masing.
Tim Monev Direktorat Gizi dan KIA yang hadir diantaranya dr. Farsely Mranani, MKM dan Novalia, SKM, dari Dinkes Propinsi Sumatera Utara Junita Sinaga, SKM, MKM dan Tenaga Ahli dari Poltekkes Kemenkes Medan Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM.
Bagikan Artikel :